Kemensos dan Kemenkes Wajib Hadir di Papua
Jakarta, Suronews – Pemerintah kini extra kerja keras dalam menghadapi Papua, marak nya kematian Di Papua khusus nya dibuat Asmat akibat kurang gizi menjadi PR besar bagi Pemerintah Indonesia, pada kesempatan ini Kementrian Kesehatan dan Kementrian Sosial mempunyai kewajiban dalam menuntaskan masalah ini.
Pada Diskusi Memajukan Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat Papua di Forum Merdeka Barat 9 yang berlangsung di Kementrian Komunikasi Dan Informatika, JL. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, hadir Mentri Kesehatan Nila Moeloek, Kapuspen TNI Mayjend Sabrar Fadhilah, Mentri Sosial Idrus Marhan, Dirjen Pembangunan Bina Daerah Diah Indrajati, Deputi Kepala Staff Kepresidenan Yanuar Nugroho.
Mentri Kesehatan Nila Moeloek, mengatakan, “kesehatan memang memerlukan satuan prasarana, kita butuh obat-obatan dan alat kesehatan juga SDM nya. Sebetulnya dengan BPJS kita sudah lebih beruntung, premi yang di bayarkan pemerintah bisa langsung periksa kesehatan. Berobat mulai dari puskesmas hingga rumah sakit. Dana anggaran sudah dibangun diberikan langsung kepada pemerintah daerah, hanya saja tantangan kita adalah geografis, perjalanan nya tidak mudah untuk kesana . Kita buka mulai dari membayar pesawat, speedboat, dan masih naik motor lagi, ini kita sudah melewati.
“Saat saya datang ke Asmat Papua meringis, Rumah Sakit nya bekas payau, perasaan saya miris. Anak-anak disana kurang gizi, hal ini tidak mudah tidak cukup hanya sekedar di kasih makan, tapi kita obati dulu kita kasih obat cacing, memang agak sulit tapi harus diobati. Ketahanan pangan kita perlu kita tingkatkan, selain itu harus ada pendampingan pembelajaran bagi orang tua karena disana masih banyak yang tidak pandai membaca. Kami ada program pendekatan keluarga, kami juga mencoba mengantisipasi kita cari solusi, Kita bersama kita bisa,”jelas Nila Moeloek
Menyikapi hal tersebut Mentri Sosial Idrus Marhan, merasa penting nya kehadiran Negara di tanah Papua, “perjalanan kita ke daerah terisolasi harus kita perhatikan. Rumah, Kantor, Rumah Sakit semua di atas rawa-rawa. Tim terpadu sudah terbentuk, sudah ada posko yg diketuai Brigjend Asep. Tim inilah yang melewati daerah yang sangat sulit di jangkau. Ada 22 distrik dari 23. Kalau kita ingin rinci, 80 persen sdh di jangkau. Perjuangan ini sangat luar biasa, pertama terisolir, kedua kondisi nya sangat memprihatinkan. Tim sudah terlajsana, sudah melakukan dengan baik. Ketersediaan asupan ini adalah factor kondisi Anak dan lingkungan masyarakat disana. Dengan memahami dari satu tempat ke tempat lain, belum lagi cara hidup nya. Secara keseluruhan perawatan dan pembinaan bagaimana bisa makan, saya Kira kata kunci nya terpadu dan menyeluruh. Kalau Air disana masih tergantung pada air hujan, harus ada solusi bagaimana ada tehnologi khusus bisa memanfaatkan air hujan sebagai sumber air bersih.”
“Pemberdayaan komunitas adat terpencil, ada sekitar 44 ribu adat terpencil, sehingga kita bisa berdayakan Hal ini. Untuk itu Kemensos dan Kemenkes wajib hadir disana,”pungkas Idrus. (swh)
Tinggalkan Balasan