Jawaban Menkominfo, Situs Web Miliaran Rupiah

Rabu, Agustus 15th 2018. | Headline, Politik & Hukum

Jakarta, Suronews –  Jual beli domain situs web capres-cawapres sampai miliaran rupiah, banyak sekali dibicarakan orang sehingga sampai ke telinga Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara.

Menurut Rudiantara, Permasalahan semacam itu adalah kesempatan yang dimanfaatkan beberapa pihak untuk mencuri perhatian.

Rudiantara berpendapat, domain memang ranah publik dan bisa dibeli siapa pun. Maka itu, aktivitas jual beli semacam ini tidak bisa diberhentikan.

Rudiantara menjelaskan,“Ini kan perihal publik, siapa saja bisa beli. Ini sesuatu yang tidak bisa dicegah,” ujarnya di Asian Games 2018, venue Gelora Bung Karno (GBK), Jakatra, Rabu (15/8/2018).

Lebih lanjut Rudiantara mengatakan, Domain yang dilego sampai Rp 1-2 miliar, merupakan mekanisme terbuka. Sehingga, dirinya tidak bisa mengusik untuk menurunkan harga domain tersebut.

Perlu diketahui juga, saat membeli sebuah domain. id di Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), orang yang membeli domain dibebankan biaya sebesar Rp 250 ribu.

Menurut Rudiantara, domain dilego dengan harga miliaran rupiah, tidak akan merusak pasar domain .id.

“Ini tidak akan merusak domain .id. Pokoknya (hal) seperti itu enggak usah ditanggepin. PANDI yang punya otoritas di Indonesia, jadi terserah mereka,” ujarnya

Kegiatan memperjual belikan domain capres-cawapres untuk keuntungan semata bisa dianggap cybersquatting.

Apalagi, domain web prabowosandi.id dan jokowimaruf.id dibanderol hingga miliaran rupiah. Padahal, saat membeli sebuah domain.id di Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), hanya dibebankan biaya sebesar Rp 250 ribu.

Ketua Umum PANDI Andi Budimansyah mengatakan, di PANDI pihaknya memiliki mekanisme dan panel untuk penyelesaian perselisihan nama domain

Andi juga menjelaskan,”Setelah dia (pembuat domain capres-cawapres) membeli dan menjualnya untuk keuntungan, itu adalah sebuah iktikad yang kurang baik, tetapi di PANDI sesuai PP 82 kami memiliki mekanisme dan panel untuk penyelesaian perselisihan nama domain,” ujarnya,

Namun, menurut Andi, panel ini bersifat pasif. Artinya, panel baru mulai menyelesaikan perselisihan nama domain ketika mendapat laporan keberatan dari pihak yang memiliki kepentingan hukum atas domain Prabowo-Sandi atau Jokowi-Ma’ruf.

“Setelah mendapatkan laporan, panel akan menilai apakah pihak yang keberatan itu memiliki legal interest,” ucapnya

Pihak yang memiliki legal interest yang dimaksud, menurut Andi, bisa tim kampanye atau capres dan cawapres yang dimaksud.

Setelah perselisihan nama domain diselesaikan, PANDI bisa mengalihkan domain yang dimaksud ke pihak yang memiliki kepentingan hukum.

Andi menyampaikan,”Sanksinya tidak ada, tapi domain yang dimaksud akan dialihkan ke yang punya kepentingan, karena kalau dihapus malah nanti bisa dipakai lagi untuk disalahgunakan,” ujar Andi.

Menurut Andi, proses penyelesaian perselisihan nama domain bisa memakan waktu hingga tiga bulan.

“Karena harus diuji yang keberatan ini alasannya apa, siapa yang mengajukan, punya legal interest atau tidak, dan yang mengambil nama domain juga akan ditanya apa kepentingannya membuat nama domain yang dimaksud,” kata Andi menjelaskan.

“Kalau memang si pembuat domain ini tidak memiliki kepentingan apa-apa, ya berarti hanya pedagang domain yang mencari keuntungan,” tuturnya

Dia pun menyarankan kepada semua pihak untuk mendaftarkan nama domain segera sebelum mengumumkan sebuah ide. Tujuannya agar domain yang dimaksud tidak keburu diambil oleh pihak lain.

Domain di era internet ini kan semakin penting, sehingga kalau punya ide segera didaftarkan,” ucapnya.( Siska )

Menurut Andi, membeli domain dari PANDI, kemudian menjualnya kembali dengan harga sangat tinggi bukanlah sebuah itikad yang baik dan disebut sebagai cybersquatter.

“Orang-orang ini (yang membuat dan menjual domain) tidak beriktikad baik. Mereka adalah orang yang mengambil sebuah domain,kemudian memperjualbelikan untuk kepentingannya sendiri, untuk mengambil keuntungan,” lanjutnya.

Padahal, kata Andi, para pembuat domain ini bisa saja bukanlah orang yang memiliki legal interest dengan pasangan capres atau cawapres.

Sekadar diketahui, domain prabowosandi.id dan prabowosandi.com ditawarkan seharga Rp 1 miliar masing-masing. Sementara, domainjokowimaruf.id dan jokowimaruf.com dilego seharga Rp 2 miliar.

Padahal, menurut Andi, saat membeli domain.id dari PANDI, para pembeli hanya dikenai biaya biasa Rp 250 ribu.

Artinya, para pembuat domain berdasarkan pasangan capres-cawapres ini berupaya mengambil keuntungan dan memanfaatkan situasi politik yang ada.

Related For Jawaban Menkominfo, Situs Web Miliaran Rupiah