Isi Dari KTT Istimewa ASEAN- AUSTRALIA
Sydney – Sudah dua hari penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Istimewa ASEAN – Australia 2018, disepakati sebuah komitmen bertajuk Deklarasi Sydney.
Deklarasi yang berisi pernyataan bersama para pemimpin ASEAN dan Australia, meningkatkan tanggapan terhadap Korea Utara, terorisme dan kejahatan ekstremisme. Demikian dilansir dari Asutralia Plus pada Senin (19/3/2018).
Kesepakatan bersama setebal tujuh halaman itu meminta Korea Utara mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB, terkait penghapusan penggunaan senjata nuklir, atau denuklirisasi
Kami memiliki kekhawatiran serius tentang meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea termasuk program rudal nuklir dan balistik Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK), yang mengancam perdamaian dan keamanan regional dan global,” jelasnya
Komitmen ASEAN dan Australia merujuk militerisasi China di Laut Cina Selatan yang disengketakan dan menyerukan “penerapan kode etik yang sepenuhnya dan efektif” di teritori internasional itu.
Kami menekankan pentingnya non-militerisasi dan kebutuhan untuk meningkatkan kepercayaan dan keyakinan diri yang saling menguntungkan, melatih menahan diri dalam melakukan aktivitas dan menghindari tindakan-tindakan yang dapat mempersulit situasi.”
Sementara itu, Deklarasi Sydney ‘dengan tegas’ mengutuk terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, dan menggarisbawahi komitmen para pemimpin kawasan untuk menghentikannya.
“Kami mengulangi komitmen kami untuk bekerja sama lebih erat lagi untuk meningkatkan kerja sama regional untuk melawan terorisme, termasuk untuk mencegah dan menekan arus pejuang teroris asing di wilayah kami, dan menangani faktor dan kondisi mendasar yang berkontribusi terhadap pertumbuhan dan penyebaran kekerasan. ekstremisme dan radikalisasi,” tulis pernyataan tersebut.
Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull menggambarkan ASEAN sebagai 10 tetangga terpenting bagi Australia, dan juga mitra penting untuk meningkatkan keamanan dan kemakmuran kawasan terkait.
Lebih lanjut PM Tumbull mengatakan,”Kami telah membahas masalah yang paling mendesak yang dihadapi kawasan kami, kami telah menegaskan kembali komitmen terhadap prinsip-prinsip dasar yang menggarisbawahi keamanan kami,” jelasnya
Sepanjang KTT Istimewa ASEAN – Australia berlangsung, terjadi sejumlah aksi protes atas pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar dan Kamboja.
Ada juga peringatan dari Perdana Menteri Malaysia bahwa krisis Rohingya merupakan ancaman bagi keamanan regional. (red)
Tinggalkan Balasan