Bulog Impor Beras Tidak Memakai Anggaran Negara
Cirebon – Perum Bulog memastikan impor beras dengan total volume 500 ribu ton tidak menggunakan anggaran negara. Dana tersebut diambil langsung dari kas internal Bulog yang kini mencapai Rp9,8 triliun.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan kas internal Bulog bahkan melampaui estimasi nilai impor beras tersebut.
Djarot mengatakan, “Menggunakan dana Bulog sendiri enggak boleh dana orang lain. Uang kami masih cukup untuk itu ada Rp9,8 triliun, disela sela acara media gathering di Aston Cirebon, Jawa Barat, Selasa, 16 Januari 2018.
Jika beras jenis umum mengacu pada harga international rice market sebesar Rp7.300 per kg, maka Bulog hanya akan mengeluarkan dana sebesar Rp3,6 triliun untuk 500 ribu ton beras. Dengan begitu, Bulog masih memiliki dana kas cadangan sebesar Rp6,2 triliun.
Djarot menuturkan, “Bila Rp7.300 dikali 500 ton kira-kira Rp3,6 triliun, kemarin kita cek posisi keuangan kami ada kelonggaran untuk komoditi itu Rp9,8 triliun uang kami masih cukup,” ujarnya
Sementara itu beras dengan jenis bulir patah 0-20 persen tersebut hanya akan masuk dari lima negara produsen beras yang dituju yakni Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, dan India.
Pasalnya perusahaan yang boleh mengikuti tender harus berasal dari negara produsen beras yang sudah memiliki perjanjian kerja sama dengan pemerintah Indonesia.
“Hanya boleh dari anggota asosiasi negara produsen beras tersebut. Ada dari Thailand, Myanmar, Pakistan, Vietnam dan India,” imbuhnya
Adapun proses lelang tersebut akan ditutup pada Rabu 17 Januari esok. Selanjutnya Bulog akan melakukan proses seleksi dan memilih perusahaan yang berkompeten dan memiliki pengalaman ekspor. Kemudian tahapan negosiasi dilakukan hingga penandatanganan kontrak.
“Kalau enggak punya pengalaman ekspor enggak bisa ikut, saya semaksimal mungkin jaga kebocoran dari perusahaan yang tidak selayaknya bisa ikut tender,” jelasnya. ( ika )
Tinggalkan Balasan