Awal 2018, Kemenkes Melakukan ORI Difteri di 3 Provinsi
Jakarta – Pada awal tahun 2018 ini, Kemenkes berupaya mencegah penyebaran virus dan melakukan outbreak response Immunization (ORI) di tiga provinsi besar.
“ORI difteri dilakukan di Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Di 3 provinsi dan 12 Kabupaten/Kota,” kata Menteri Kesehatan Nila Moeloek di kantor Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat, 12 Januari 2018.
Menkes mengharapkan, ORI saat ini di 2018 mencapai cakupan 65,12 persen di daerah-daerah yang ditargetkan dan menjadi 90 persen di akhir Januari nanti.
Kemenkes awal 2018 belum menerima laporan terbaru kasus difteri. Kasus difteri terakhir dilaporkan pada Desember 2017. Adapun ORI masih terus berjalan, nantinya ORI lanjutan bakal menyasar 85 Kabupaten di akhir Januari 2018.
Menkes mengatakan, “Akan kami laksanakan terus. Tapi juga kita berkoordinasi dengan Bio Farma, karena ORI juga tergantung pasokan dari BUMN itu,” ujarnya
Sampai saat ini, status KLB atau Kejadian Luar Biasa difteri telah terjadi di 170 Kabupaten Kota di 30 Provinsi selama 2017. Catatan Kemenkes, ada sebanyak 954 laporan kasus difteri dengan dampak parah. Di antara kasus-kasus itu, 44 kasus menyebabkan kematian.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh menyebut gap imunisasi menjadi salah satu penyebab epidemi difteri. Gap Imunisasi merupakan kesenjangan atau kekosongan kekebalan di kalangan penduduk di suatu daerah.
Kekosongan kekebalan ini terjadi akibat adanya akumulasi kelompok yang rentan terhadap difteri, karena kelompok ini tidak mendapat imunisasi atau tidak lengkap imunisasinya.Misalnya terdapat lima persen dari penduduk yang terkena difteri, angka tersebut akan tergolong besar karena berada di daerah dengan jumlah penduduk yang banyak.(ika)
Tinggalkan Balasan