Agustus New Normal Di NTB, Corona Masih Tinggi
NTB, Suronews – Peneliti sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram dr Hamsu Kadriyan mengatakan, sebaiknya pemerintah harus bersabar untuk menerapkan new normal. Sebab, puncak Covid-19 diprediksi baru terjadi akhir Juli mendatang. ”Mestinya kita mulai new normal setelah Juli karena kasusnya akan turun
Berdasarkan survei yang dilakukan tim Fakultas Kedokteran Unram, di awal kemunculan kasus Covid-19 Maret lalu, puncaknya diprediksi terjadi bulan Agustus dengan perkiraan 5.000 orang terjangkit.
Namun dengan kebijakan pembatasan sosial dan penutupan bandara dan pelabuhan, kasus Covid-19 di NTB menurun. Bahkan puncak kasus Covid-19 diperkirakan lebih cepat 20 hari dari prediksi sebelumnya, dari Agustus menjadi akhir Juli dengan perkiraan 2.800 kasus.
Prediksi yang dilakukan tim itu menggunakan model susceptible, infected, recovere (SIR). Parameter yang digunakan yakni laju penyebaran akibat interaksi, laju berkurangnya kasus karena sembuh atau meninggal, dan laju kesembuhan.
Mereka menghitung basic reproduction number atau angka reproduksi dasar. Ini untuk mengukur jumlah kasus infeksi yang dihasilkan dari satu kasus secara rata-rata. Di NTB satu pasien Covid-19 bisa menularkan virus ke 1-2 orang. ”Kemudian menghitung orang yang berisiko terinfeksi, mereka adalah ODP, PDP, OTG, dan PPTG,” jelasnya.
Selain itu, mereka juga menghitung lamanya seorang pasien sembuh atau meninggal. ”Misalnya satu pasien sembuh setelah 15 hari atau meninggal setiap lima hari, itu semua kita rata-rata,” jelasnya.
Dengan metode itu, prediksi puncak bisa saja berubah tergantung situasi yang dipengaruhi perilaku masyarakat dan kebijakan pemerintah.
Dengan kondisi saat ini, bandara dibuka, pelabuhan dibuka, dan destinasi pariwisata segera dibuka, ia curiga kasusnya bisa naik lagi. ”Tapi yang sekarang kami belum melakukan perhitungan lagi,” kata Hamsu.
Meski demikian, bila bandara dan destinasi wisata dibuka dengan protokol Covid-19 ketat bisa jadi kasusnya tidak naik. ”Jadi mungkin ini akan mencegah sehingga tidak ada virus yang terbawa ke sana ke mari,” jelasnya.
Artinya kalau semua orang menerapkan protokol Covid-19 dengan benar dan disiplin, penularan kasus bisa ditekan.
Ganti Strategi
Melihat perkembangan saat ini, petugas medis mulai kewalahan dan rumah sakit-rumah sakit penuh, Hamsu menyarankan strategi penanganan Covid-19 diubah. ”Harus mulai ada evaluasi dan perubahan strategi,” katanya.
Salah satunya, pasien-pasien dengan gejala ringan sebaiknya diisolasi di rumah masing-masing dengan syarat ketat. ”Sehingga beban negara untuk merawat pasien-pasien ini menjadi lebih murah,” sarannya.
Tentu tidak sembarang orang yang diizinkan isolasi mandiri. Ia harus memiliki tempat tinggal yang representatif, sirkulasi udaranya baik, dan lingkungan sosialnya mendukung. ”Sekaranng semua dirawat di RS bahkan sampai RS darurat, tentu semua ini membutuhkan biaya operasional,” ujarnya.
Menurutnya, pasien yang dirawat di RS adalah pasien yang punya gejala sedang dan berat. ”Sementara yang tidak bergejala bisa dengan isolasi mandiri,” katanya.
Sementara itu, Sekda NTB H Lalu Gita Ariadi dalam rilisnya menyebut, jumlah kasus Covid-19 di NTB mencapai 830 orang. Jumlah yang sembuh 409 orang, 26 meninggal dunia, serta 395 orang masih dirawat.
Kemarin, tambahan delapan kasus baru dan 27 tambahan sembuh baru. Sayangnya kasus meninggal dunia bertambah tiga kasus. Dalam dua hari terakhir jumlah pasien sembuh kembali meningkat, lebih banyak dibandingkan pasien baru.(muj)
Tinggalkan Balasan