Polisi : Targetnya Membunuh Empat Pejabat Negara
Jakarta – Inilah fakta baru dari kerusuhan 21-22 mei diungkap Polri. Di balik rusuh di sejumlah kawasan Jakarta Pusat, targetnya adalah membunuh empat pejabat negara.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Muhammad Iqbal menyampaikan, setelah memeriksa 6 tersangka perusuh, yakni HK alias Iwan, AZ, IF, TJ, AD, dan AF alias Fifi. Semuanya memiliki peran berbeda.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Muhammad Iqbal menjelaskan,”Tanggal 14 Maret 2019 HK menerima uang Rp 150 juta dan TJ mendapat Rp 25 juta dari seseorang. Seseorang itu kami kantongi identitasnya dan tim mendalami. TJ diminta membunuh dua orang tokoh nasional, saya tidak sebutkan di depan publik,” ujarnya kepada wartawan di Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Senin (27/5/2019).
Iqbal menuturkan, peran AF, yang merupakan satu-satunya perempuan yang ditangkap, adalah sebagai pemilik dan penjual senjata api kepada salah satu perusuh 22 Mei berinisial HK. AF alias Fifi ditangkap di kawasan Rajawali, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Jumat (24/5).
“Peran pemilik dan penjual senpi revolver Taurus kepada HK. (AF) seorang perempuan,” jelasnya
AF diduga menerima hasil penjualan senpi senilai Rp 50 juta. Dalam kesempatan itu, foto AF juga dipamerkan. AF tampak mengenakan kerudung warna putih dan baju tahanan warna oranye.
Identitas 2 pejabat nasional yang diincar perusuh ini dirahasiakan. Yang jelas, targetnya bukan Presiden.
Kemudian, dari keterangan HK, polisi mendapat informasi tambahan bahwa ada dua pejabat nasional lagi yang menjadi target perusuh untuk dibunuh. Maka, total ada 4 pejabat yang diincar. Salah satunya pemimpin lembaga survei.
“Jadi 4 target kelompok ini menghabisi nyawa tokoh nasional. Pejabat negara, tapi bukan presiden,” ujarnya
Iqbal menyebut para target pembunuhan itu sudah disurvei terlebih dulu. Dia mengatakan para tersangka adalah orang yang sudah berpengalaman.
“Saya kira berpengalaman mereka,” ucapnya.
Menurut Sektretaris TKN Hasto Kristiyanto, mereka yang menjadi sponsor gerakan yang membenturkan rakyat dengan aparat keamanan itu harus ditindak tegas.
Sementara itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin mendorong pihak kepolisian mengungkap aktor yang memberikan perintah kepada perusuh 22 Mei untuk membunuh tokoh nasional. TKN menduga ada pihak dengan kekuatan modal besar yang mensponsorinya.
Hasto menjelaskan,”Benar, pihak kepolisian perlu berkonsentrasi siapa yang berada di belakang, yang tentu saja punya kekuatan modal yang cukup besar. Mereka yang punya kekuatan uang, kalau kita lihat juga tidak terlepas dari mereka-mereka yang belum mendapatkan fasilitas dari rezim yang berkuasa selama 32 tahun.
Hasto menilai, jika politik ditujukan untuk ancaman, hal itu bukan lagi politik.
“Ketika politik kemudian ditujukan pada sebuah ancaman, pada tindak kekerasan, itu sudah bukan politik, karena politik itu membangun peradaban, politik itu mencintai kehidupan,” tuturnya
Politikus PDIP ini mendorong pihak kepolisian mengungkap aktor di balik aksi 22 Mei. Ia meminta aparat tidak ragu-ragu menindak mereka yang melawan negara.
“Ya, kami mendorong, karena kalau ada dana yang beredar kemudian membiayai berbagai tindakan-tindakan anarkis, ini merupakan pelanggaran hukum pidana dan bertentangan dengan tujuan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Ini nyata-nyata melawan negara. Karena itulah, polisi jangan ragu-ragu menindak siapa pun mereka,” tegasnya.
Lantas siapa otak rencana pembunuhan 4 pejabat negara? Polisi masih melakukan pendalaman dalam kasus ini.(IT)
Tinggalkan Balasan