Indeks News Cukup Direspon Oleh Masyarakat
Jakarta – Sejak diluncurkan pada Agustus 2018 yang lalu, polling Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2019 yang diselenggarakan oleh Indeks News cukup direspon oleh masyarakat terutama masyarakat pengguna internet (Nitizen). Sebagian besar para politisi yang akan bersaing menuju kursi legislatif pun telah memanfaatkan polling ini secara efektif.
“Sekitar lebih kurang 4 juta followers telah memvote polling Indeks News. Ini merupakan data terakhir yang kami dapatkan dari log IP yang masuk ke website kami,” ujar Pemimpin Umum Indeks News, Fuaddy Chaidir Rosha, Kamis (24/1/2019).
Fuad mengungkapkan, Nitizen yang telah mengikuti votting pada polling ini sudah mencapai angka hampir 8 juta. Angka hampir 8 juta ini tersebar di beberapa provinsi, yang tertinggi itu adalah Jabodetabek, kemudian disusul Sumatera Barat, dan Riau.
“Juga ada yang memvote (polling) dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Makasar. Namun ini jumlahnya tidak seberapa, barangkali Nitizen di wilayah ini tidak punya kepentingan dengan polling yang kami selenggarakan ini,” jelas Fuad.
Pemimpin Umum Indeks News ini menegaskan, bahwa gagasan meluncurkan polling ini diawali karena minimnya program sosialisasi pemilu Pilpres dan Pileg dari KPU. Melalui polling ini diharapkan para calon anggota legislatif bisa menjadikannya sebagai alat ukur untuk memantau pergerakan para pemilih, termasuk sejauh mana tim bekerja untuk memenangkan kandidatnya.
“Sekarang para Caleg tidak punya alat untuk mengukur sejauh mana respon pemilih terhadap dirinya, termasuk juga untuk memantau apakah tim sudah bekerja secara efektif atau belum untuk memenangkan kandidatnya. Melalui polling ini bisa dipantau, sekalipun tidak secara total,” katanya.
Namun, diakui Fuad, banyak para caleg yang salah dalam menafsirkan polling ini. Para caleg cenderung menjadikan polling ini sebagai ajang kompetisi dengan mengundang para kerabat atau kenalannya yang dari luar dapilnya untuk memvote. Bahkan ditemukan juga caleg menggunakan jasa hacker untuk menaikkan jumlah vottingnya.
“Adanya hacker yang gentayangan dan menawarkan jasa kepada para caleg untuk menaikkan pollingnya di Indeks News sudah kami antisipasi dengan anti hacker, sekalipun pada awal polling kami sempat kecolongan. Namun, prilaku ini jelas tidak sesuai dengan tujuan awal kami menggagas polling ini,” tegas Fuad.
Seharusnya menurut Fuad, para caleg memanfaatkan polling ini saat terjun ke basis atau ke kontituennya, terutama konstituen yang memiliki gadget. Ingat, ada sekitar 143 juta penduduk Indonesia aktif sebagai pengguna internet, 49,52 persen diantaranya adalah mereka yang berusia 19 hingga 34 tahun. Kelompok ini mengabsahkan profesi-profesi baru di ranah maya, semisal Selebgram (selebritas Instagram) dan YouTuber (pembuat konten YouTube).
Menjamurnya perusahaan rintisan digital atau startup pun sedikit banyak digerakan oleh kelompok usia ini, baik mereka sebagai pendiri atau konsumen. Di posisi kedua, sebanyak 29,55 persen pengguna internet Indonesia berusia 35 hingga 54 tahun. Kelompok ini berada pada usia produktif dan mudah beradaptasi dengan perubahan.
“Peluang inilah yang harus dimanfaatkan oleh para politisi untuk mensosialisasikan dirinya, karena bagaimanapun kita tidak bisa menjauh dari teknologi. Mari sama-sama kita manfaatkan,” pungkas mantan pendiri beberapa media ini.
Tinggalkan Balasan